Unexpected Heroes adalah web drama yang bercerita tentang tiga murid SMA
yang mendapatkan kekuatan super seteelah masing-masing dari mereka
melakukan transplantasi organ. Mereka menggunakan kekuatan itu untuk
mengatasi kasus-kasus mencurigakan. Bagaimana kisah mereka dalam memecahkan
kasus? Let’s follow their story :)
Sebuah mobil sedang menuju ke lokasi kejadian kecelakaan pada malam hari.
Seorang pria keluar dari mobil itu. Dia yang sepertinya seorang polisi
menghubungi seseorang, memberitahu bahwa dirinya sedang berada di TKP dan
menemukan bekas-bekas kecelakaan. Dilihatnya dengan teliti
serpihan-serpihan kaca di jalan, lalu menemukan benda kecil seperti kancing
baju yang bergambar tengkorak. Tapt disaat itu, ada mobil yang melintas
sangat kencang dari belakang dan menabrak pria itu. Kondisinya sudah parah
dengan kepala bersimbah darah, tapi ia masih sadar saat melihat ada seorang
pria mendekat kearahnya.
Dia dibawa ke rumah sakit dengan kondisi yang sudah tidak sadar. Petugas
rumah sakit yang mendorong kereta pasien berpikir bahwa pria itu adalah
seorang pendonor organ. Dokter yang bersama pria tadi, langsung menemui
seorang dokter cantik dan memberikan kartu identitas pria itu. Dokter
wanita yang bernama No Deul Hee (Park Hana) berkata akan mengecek
kondisinya dulu. Ia begitu terkejut saat melihat nama No Sang Yoon tertera
di ID card. Hingga tak sadar ia menjatuhkannya, dan langsung masuk ke
ruangan Sang Yoon. Sepertinya Sang Yoon adalah saudara kandung Dr. No
dilihat dari marga mereka yang sama.
Tangisnya meledak saat itu juga melihat orang itu adalah Sang Yoon yang
dikenalnya. Dokter pria yang menangani Sang Yoon tadi mengatakan bahwa
sekarang Sang Yoon tidak bernafas dengan sendirinya. Otakknya sudah mati.
Tidak ada cara untuk mengembalikkannya. Deul Hee harus menghubungi
keluarganya.
“Akulah satu-satunya yang dia miliki.” Ucap Dr. No lirih
Lalu dokter pun membacakan diagnosis tentang waktu kematian Sang Yoon yang
disebabkan oleh brain death*. Dr. No berkata dengan sedih bahwa besok jam 9
setelah test dan CT scan dia akan membuka deklarasi komite tentang brain
death dan mulai memproses pendonoran organ. Dokter itu lalu permisi untuk
meninggalkan Dr.No dan Sang Yoon. Dr. No tak kuasa lagi menahan tangisnya.
Ia memeluk tubuh Sang Yoon.
*Brain Death: adalah kondisi dimana seseorang bisa dikatakan sudah
meninggal, walaupun organ-organ lain seperti Jantung, paru-paru, ginjal,
dll masih berfungsi selama alat bantu terpasang. Sehingga organ tesebut
bisa didonorkan.
Setelah melakukan prosedur administrasi dan semacamnya, kini tubuh Sang
Yoon sudah berada di ruang operasi. Dr No menunggu di luar. Ia berdoa dalam
hati.
“Semoga kakimu selalu menemukan jalan. Semoga hari-hari tersedihmu menjadi
lebih baik lebih dari hari paling bahagia yang kamu miliki. Semoga angin
selalu berhembus di sekitarmu. Semoga matahari selalu menyinari wajahmu.
Semoga tuhan selalu bersamu.”
Saat itu, bukan hanya Sang Yoon yang dioperasi melainkan tiga orang lain
yang nantinya akan mendapat donor dari Sang Yoon.
Para dokter dan juga Dr. No tengah memantau pasien mereka (penerima donor
organ) yang sedang berolahraga dengan berbagai macam alat medis yang
tertempel di tubuh. Mereka tercengang saat ada seorang pasien yang mampu
mengangkat beban berat yang bisa dibilang tidak sesuai untuk seorang
pasien. Seorang pasien lain sedang melatih matanya dibantu oleh dokter yang
sama. Para dokter itu juga terkejut saat si pasien perempuan itu mampu
melihat huruf dan gambar yang sangat kecil di depannya dari jarak yang
cukup jauh.
Kedua dokter yang mengawasi perkembangan pasien tadi melaporkan hal ini
pada Dr. No. Mulai dari si pasien perempuan yang penglihatannya sangat
super. Dokter mengatakan penglihatan terbaik berada di skala 2.0 dan mereka
tidak bisa mengukur di bawah itu. Dr No bertanya khawatir apa ini effek
transplantasi atau ada masalah lain? Dokter mengatakan ini tidak masalah.
Kemudian pasien kedua yang bernama Jun Young. Jantungnya tetap berdetak
stabil meskipun dia berlari sangat cepat. Hal ini disebut dengan “Sports
heart”. Meskipun ini jarang tapi ada beberapa pelari marathon yang seperti
ini.
“Jun Young mungkin akan tetap tenang bahkan saat langit runtuh.” Ucap
Dokter itu bercanda. Dia meminta Dr. No untuk tidak usah khawatir, karena
ini bukanlah masalah, melainkah sebuah anugerah. Dokter melanjutkan
diagnosisnya tentang pasien ketiga bernama Soo Ho yang sepertinya sudah
siap memenangkan medali. Dokter masih saja bercanda, bahkan mengatakan Soo
Ho sudah menjadi hulk. HAHAHAH
Dr. No tidak percaya dengan hal ini. Tapi dokter mengatakan bahwa ada
beberapa kasus dimana penerima donor organ menunjukkan kekuatan super. Itu
mungkin sementara. “Kami berterima kasih pada pendonor. Dia sudah memberi
tiga kehidupan.” Dr. No tersenyum menanggapinya. Ia lalu bertanya, akankah
ada masalah di kehidupan sehari-hari mereka nanti? Menurut dokter tidak,
namun mereka akan butuh banyak perhatian dan perawatan. Dr. No menganggukan
kepalanya mengerti.
Dr. No melihat rekam medis ketiga pasiennya, ia bimbang apakah dia harus
melakukan observasi terhadap mereka atau tidak. Lalu dilihatnya foto
dirinya dan Sang Yoon di sudut meja, seakan minta pendapat untuk masalah
ini. Diambilnya foto itu dan bergumam lirih, “Aku merindukanmu No Sang
Yoon”.
Dr. No akhirnya bertemu dengan ketiga anggota keluarga pasien yang
mendapatkan donor dari Sang Yoon. Dr. No meminta ijin untuk melakukan
perawatan. Bukanlah perawatan pengobatan, tetapi perawatan penelitian. Ia
ingin tahu apakah kondisi mereka itu hanya untuk sementara atau ada masalah
lain.
“Apa yang harus kami lakukan?” Tanya salah satu orangtua.
“Aku berharap aku bisa menjaga anak-anak itu untuk sementara. Aku harap
mereka bisa pergi ke rumah sakit yang sama.”
“Maksudmu, kamu ingin menjaga mereka sendirian?” Tanya ibu si pasien
perempuan.
Keesokan harinya, di Daemang High School, seorang siswa cowok turun dari
mobil. Pria yang mengantarnya sekolah berpesan agar dia hati-hati dengan
tangan dan kakinya. Dan tepat saat dia akan masuk ke area sekolah, dua
siswa lain datang dari kanan dan kirinya. Mereka bertiga berhenti, saling
menatap satu sama lain.
No comments:
Post a Comment